hello my blogs,
back with me again, and now i want to share one article that i found it in home on my facebook. that article share with on of my friends in facebook. and when I read this article, my eyes can't stop for crying. let's check this out :
KUSERAHKAN PUTRIKU PADAMU (RENUNGAN UNTUK PARA SUAMI)
Saat pertama kali putri kecil kami terlahir di dunia, dia menjadi simbol kebahagiaan bagi kami, orang tuanya.
Bahagia yang tiada tara kami rasakan karenanya. Kami menjaganya siang
dan malam, sampai kami melupakan keadaan diri sendiri. Kami sadar,
memang seharusnyalah seperti itu kewajiban orang tua.
Kami
besarkan dia dengan segenap jiwa dan raga. Kami didik dengan semaksimal
ilmu yang kami punya. Dan kami jaga dia dengan penuh kehati-hatian.
Dan waktupun berlalu...
Dia kini telah menjadi sesosok gadis yang cantik. Betapa bangga kami
memilikinya. Kami berpikir, betapa cepat waktu berlalu, dan terbersit
dalam hati kami untuk tetap menahannnya disini. Bukan bermaksud
meletakkan ego kami atas hidupnya, Namun sebagai orang tua, siapa yang
dapat berpisah dari anaknya. Putri kesayangannnya.
Tapi,...
Hari ini, akhirnya datang juga. Saat dimana kami harus melihatnya
terbalut dalam pakaian cantik, yaitu gaun pengantinnya. Gadis kecil kami
telah tumbuh dewasa. Dan sesudah ijab kabul ini, kau lah kini yang
menjadi penjaganya. Menggantikan kami. Mari ikatkan tanganmu kepadanya.
Waktu akhirnya memaksa kami berpisah dengannya. Walaupun kau adalah
orang yang asing dan baru sebentar dikenalnya, sedangkan kami adalah
orang tuanya yang telah mengorbankan semua yang kami punya untuknya.
Namun, tak ada sama sekali kemarahan kami atas dirimu, menantuku. Namun
ijinkan kami sedikit meluapkan kesedihan atas seorang putri kami yang
harus jauh meninggalkan kami, karena harus mengikutimu. Kamipun tak akan
protes kepadamu, karena mulai hari ini, dia harus mengutamakan kau
diatas kami.
Tolong, jangan beratkan hatinya, karena sebenarnya
pun hatinya telah berat untuk meninggalkan kami dan hanya mengabdi
kepadamu. Seperti hal nya anak yang ingin berbakti kepada orang tua, pun
demikian dengannya. Kami tidak keberatan apabila harus sendiri, tanpa
ada gadis kecil kami dulu yang selalu menemani dan menolong kami dimasa
tua.
Kami menikahkanmu dengan anak gadis kami dan memberikan
kepadamu dengan cuma- cuma, kami hanya memohon untuk dia selalu kau jaga
dan kau bahagiakan.
Jangan sakiti hatinya, karena hal itu
berarti pula akan menyakiti kami. Dia kami besarkan dengan segenap jiwa
raga, untuk menjadi penopang harapan kami dimasa depan, untuk mengangkat
kehormatan dan derajat kami. Namun kini kami harus menitipkannya
kepadamu. Kami tidaklah keberatan, karena berarti terjagalah kehormatan
putri kami.
Jika kau tak berkenan atas kekurangannya,
ingatkanlah dia dengan cara yang baik, mohon jangan sakiti dia, sekali
lagi, jangan sakiti dia.
Suatu saat dia menangis karena merasa
kasihan dengan kami yang mulai menua, namun harus sendiri berdua disini,
tanpa ada kehadirannya lagi. Tahukah engkau wahai menantuku, bahwa kau
pun memiliki orang tua, pun dengan istrimu ini. Disaat kau perintahkan
dia untuk menemani orang tuamu disana, pernahkah kau berpikir betapa
luasnya hati istrimu? Dia mengorbankan egonya sendiri untuk tetap berada
disamping orang tuamu, menjaga dan merawat mereka, sedang kami tahu
betapa sedih dia karena dengan itu berarti orang tuanya sendiri, harus
sendiri. Sama sekali tiada keluh kesah darinya tentang semua itu, karena
semua adalah untuk menepati kewajibannya kepada Allah.
Dia
mementingkan dirimu dan hanya bisa mengirim doa kepada kami dari jauh.
Jujur, sedih hati kami saat jauh darinya. Namun apalah daya kami, memang
sudah masa seharusnya seperti itu, kau lebih berhak atasnya dari pada
kami, orang tuanya sendiri.
Maka hargailah dia yang telah
dengan rela mengabdi kepadamu. Maka hiburlah dia yang telah membuat
keputusan yang sedemikian sulit. Maka sayangilah dia atas semua
pengorbanannya yang hanya demi dirimu. Begitulah cantiknya putri kami,
Semoga kau mengetahui betapa berharganya istrimu itu, jika kau
menyadari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar